Archive | November 6, 2015

Find My Love // Part 8 [Come Back to Me]

“Kim Hwa Yeon aku mencintaimu.”
“Aku juga mencintaimu Cho Kyuhyun.”

“Kau menyebalkan, Cho Kyuhyun!”
“Aku tau, tapi kau mencintaiku.”

“Kau kekanakan!”
“Kau juga!”

“Aku mempercayaimu.”
“Kau memang harus mempercayaiku.”


“Aku kecewa padamu, Kim HwaYeon.”

“Kau keterlaluan.”

“Kyuhyun benar chagi, kau memang keterlauan.”

“Kau pantas mati!”

Semua kalimat yang pernah kudengar, semua kejadian yang pernah alami, semuanya berputar dengan cepat dalam waktu singkat. Aku kembali mengingat semuanya baik-baik dan menatanya dengan baik di dalam kepalaku.

Semuanya, mulai dari kenangan yang menyenangkan, dan mengerikan, termasuk kejadian tadi. Sebelum akhirnya aku tercebur dan tenggelam disini. Di lautan yang dingin, dan hening. Aku merasa kosong, dan semuanya…hitam

Semua wajah orang-orang yang kukenal bertebaran di dalam benakku, semuanya. Mulai dari Ravi oppa, emma, appa, heechul ahjumma, hankyung ahjussi, kyuhyun, eunhye eonni, yoonhee eonni, hyojin eonni, bahkan v oppa dan Lee, Song ahjumma pun ikut bertebaran di dalam pikiranku.

Eoma…appa…ravi oppa… mianhae, tidak bisa menemani kalian

Title: Find my love part 8 ( 100th project’s )
Author: Kim Hwa Yeon

Cast:
Kim Hwa Yeon | Cho Kyuhyun

Other:
find by yourself

Genre: Action, Romance, Family
Rating: G
Length: chaptered

Note:
Ciiiia, ketemu lagi nih sama author. Berhubung author lagi baik, jadi author lanjutkan ff ini, yang udah agak lama terbengkalai. Maaf kalau kurang memuaskan, author juga jarang update. soalnya bnyak tugas sama ulangan nih. Bentar lagi juga mau UAS. setresssss. Oke deh, kalian baca aja ini. Lanjutannya . jangan protes ya kalau kurang memuaskan atau kurang panjang dll.
Nah yauda, Happy reading okeh? Jangan lupa comment. Author tunggu loh. Trims~

-o0o-

Chapter 8
Come Back to Me

Byuuurrrr!!!!!!

Aku kembali membuka mataku dengan sisa sisa kekuatanku. Dan aku melihat seseorang tengah berenang kearahku dengan raut cemas. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas karena darah dari perutku menutupi pandanganku. Air laut menjadi berwarna merah akibat darahku yang terus bercucuran.

Apa itu Kyuhyun oppa? Atau Ravi oppa? Atau malah appa? Hikss… sakit sekali.
Uuuuugh, sakit sekali… Eomma appa… Tolong aku…

Aku berusaha mempertahankan kesadaranku, tapi tetap saja. Luka tusuk yang dibuat oleh yeoja gila di perutku terasa sangat menyakitkan. Aku bisa merasakan kalau kesadaran direnggut paksa dariku setiap detiknya.
Mataku mengabur, dan aku membiarkan kesadaranku hilang saat tanganku ditarik oleh orang lain. Ah… ternyata begini rasanya mati…

Author POV

Sreeeet!

“Arrrrkkkhhh, apa yang kau- Uuuugh” Hwayeon terlihat membungkukkan tubuhnya. Haneul melemparkan seringaian puasnya pada Hwayeon tanpa melepaskan cengkraman tangannya di pisau yang saat ini menancap di perut Hwayeon.
Disaat bersamaan, Kyuhyun dan yang lainnya yang baru saja tiba melihat Hwayeon dengan wajah ngeri dan pucat pasi.

“ASTAGA!!! HWAYEON!!!” teriak Ravi ngeri. Wajahnya yang sudah pucat dari awal menjadi semakin pucat. Setelah teriakan Ravi berteriak, para tamu berdatangan sambil berlari dan kemudian llangkah kaki mereka terhenti saat melihat Hwayeon dan Haneul yang ada di ujung geladak kapal.

Kyuhyun sendiri hanya berdiri kaku ditempatnya dengan mata tertuju pada luka tusuk di perut Hwayeon. Mulutnya menganga dengan mata membulat lebar. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya.
Kangin dan Leeteuk sendiri seakan tidak mampu bersuara. Leeteuk bersandar pada Kangin seakan ia mau pingsan.

“Aaaaarghh!!!!!!” Hwayeon berteriak saat tiba-tiba Haneul itu menarik pisau itu dari perutnya sambil berbisik lirih tepat di telinga Hwayeon. “Kau pantas mati.” Gumam Haneul pelan, jadi hanya mampu di dengar oleh mereka berdua.
Tubuh Hwayeon linglung akibat rasa sakit dan kaget, Haneul memanfaatkan kesempatan itu dengan baik dan mendorong Hwayeon ke laut.

“ANDWAEEEE!!!!”

Brukkk!!!

Haneul jatuh ke lantai akibat dorongan Kyuhyun, karena saat namja itu melihat kekasihnya didorong, ia dengan sigap berlari menghampiri Hwayeon. Yang lain akhirnya mengikuti Kyuhyun berlari untuk melihat keadaan Hwayeon tanpa memperdulikan Haneul yang masih tersungkur di lantai.

Hwayeon masih bertahan, menggantung di ujung kapal karena Kyuhyun berhasil menangkap pergelangan tangannya, atau lebih tepat… gelangnya. Kyuhyun terus berusaha menahan Hwayeon sambil tersenyum menguatkan padahal air mata sudah menggenang di pipinya.
Kyuhyun terus mempertahankan pegangannya sambil memanjatkan doanya supaya kekasihnya itu bisa selamat. Awalnya Hwayeon hanya memandang Kyuhyun dengan ekspresi kesakitan yang kentara di wajahnya. Tapi kemudian, gadis itu melirik kebawah dan tubuhnya kontan bergetar, membuat pegangan Kyuhyun di gelangnya hampir saja terlepas. Kyuhyun menggeleng panic dan air mata semakin deras mengaliri pipi namja itu.

“Tidak, tidak, kumohon lihat aku. Jangan sekalipun melihat kebawah! Lihat aku!” Hwayeon kembali menatap Kyuhyun, dan saat ini Kyuhyun oppa tengah menatap Hwayeon dengan wajah pias. “Raih tanganku! Cepat!” Hwayeon mencoba mengulurkan tangannya yang terbebas, namun tidak sampai. Berkali kali gadis itu mencoba meraih tangan Kyuhyun, tapi tetap saja tidak bisa. Perutnya sangat sakit, membuat gerakannya jadi sangat terbatas. Hwayeon kemudian mengenakan upaya terakhirnya, dan menyembabkan dia hampir saja terjatuh.

“Aku tidak bisa!” isak Hwayeon lemah, terlihat jelas kalau gadis itu tengah putus asa saat ini.
“Ya! Kau bisa! Kau pasti bisa!” teriak Kyuhyun berusaha memberi kekasihnya itu semangat.

“Aku tidak bisa! Aku tidak bisa oppa! AKU TIDAK BISA!” kali ini Hwayeon yang berteriak putus asa sambil menangis saat lagi-lagi usahanya untuk menggenggam tangan Kyuhyun tidak kunjung berhasil.

“Tidak, Hwayeon-ah oppa mohon! Raihlah tangan kami. Oppa mohon.” Hwayeon memandang Ravi yang juga mengulurkan tangannya kebawah. Hwayeon berusaha untuk menggapainya, tapi lagi-lagi ia gagal. “Aku tidak bisa oppa.” Hwayeon memandang semua orang yang berusaha membantunya dengan air mata bercucuran. Leeteuk dan Heechul sama sama menangis histeris di pelukan suami mereka masing masing.

Kangin sendiri menangis dalam diam sambil menenangkan Leeteuk, begitupula dengan Hangeng. Ravi masih berusaha meraih tangan Hwayeon. Yoon Hee, Eun Hye dan yang lainnya juga melakukan hal yang sama. “Mianhae.” gumam Hwayeon lirih saat gelang ditangan gadis itu akhirnya putus.

“TIDAK!!! TIDAK TIDAK TIDAK!!! HWAYEON TIDAK!!” Kyuhyun berteriak histeris dan bersiap untuk melompat, menjemput Hwayeon. Ravi dengan sigap menahan Kyuhyun yang terus meneruss berusaha melompat dengan susah payah.

“LEPASKAN!!! AKU HARUS MENCARINYA!!! HYUNG!!! AKU HARUS MENCARI HWAYEON, DIA PASTI KETAKUTAN!! JEBAL! BIARKAN AKU MENCARINYA!!” teriak Kyuhyun dengan suara pilu. Semua tamu yang melihat kejadian itu bungkam, mengerti betul kalau kejadian seperti ini sangatlah berat.

Suasana kapal berubah semakin panas. Leeteuk dan Heechul sama sama pingsan saat Hwayeon jatuh. Kangin dan Hangeng sibuk menenangkan istri mereka masing masing. Sambil mengamati Kyuhyun yang terus menerus berusaha untuk melompat.
“Kyu! Pergilah, cari Hwayeon. Appa sudah menyuruh orang untuk menurunkan sekoci penyelamat. Turunlah bersama mereka. Cari Hwayeon sampai ketemu. Appa juga sudah menyuruh kapal ini dihentikan. Sana! Selamatkan menantu appa.” Seru Hangeng tiba-tiba sambil tetap mendekap Heechul yang masih pingsan.

Kyuhyun menatap Hangeng penuh terima kasih. “Tolong, temukan putriku.” Tambah Kangin dengan suara parau. Kyuhyun mengangguk patuh dan dengan cepat melesat pergi diikuti oleh Ravi. Keheningan langsung menyerbu mereka begitu Kyuhyun dan Ravi menghilang dalam jarak pandang mereka.
Kini semua mata tertuju pada Haneul yang masih terduduk di lantai dengan senyum pongahnya. Kangin menghampiri Haneul dengan wajah merah padam setelah ia menititipkan sang istri yang sejak tadi pingsan ke Yoonhee dan Eunhye.

Haneul kembali tersungkur dengan keras saat Kangin menggamparnya. Beberapa tamu terkesiap kaget dan mulai berbisik bisik sembari melirik Haneul dengan raut jijik. “Pergi dari tempat ini sebelum aku membunuhmu!” teriak Kangin berang. Haneul bangkit berdiri sembari berdecih. Ia kemudian menatap Kangin penuh kebencian dan mulai melangkah. Baru beberapa langkah maju, ia kemudian terhenti saat Hangeng berhenti tepat dihadapannya dengan raut marah dan kecewa.

Plak!!!

Hangeng menggampar Haneul, kemudian menyuruh gadis itu pergi dari sana. “Jangan pernah menunjukkan batang hidungmu lagi di sekeliling kami! Atau aku akan membuatmu menyesal pernah dilahirkan! Camkan itu!” desis Hangeng dingin dengan suara rendah. Haneul dengan cepat melangkah pergi dari sana, melupakan pisaunya yang ia gunakan untuk menusuk Hwayeon di lantai. Hangeng menatap pisau yang tergeletak itu dengan nanar. “Amankan pisau itu, lapor pada polisi sekarang.” Ujar Hangeng dingin. Beberapa orang langsung mengamankan situasi, menyuruh para tamu untuk kembali ke kabinnya masing masing dan membersihkan noda darah yang ada di sana.

Di sisi lain, Kyuhyun dan Ravi saat ini berada di sekoci penyelamat bersama dengan 2 orang pengawal Hangeng. Kyuhyun memerintahkan mereka untuk menyusuri tempat dimana Hwayeon tercebur tadi.
Tidak butuh waktu yang lama, Kyuhyun menangkap bayangan Hwayeon yang mulai tenggelam ke kedalaman. Tanpa banyak pikir, Kyuhyun langsung menceburkan dirinya… mengabaikan teriakan Ravi.

Byuuurr!!!

Kyuhyun menajamkan indra penglihatannya seketika berada di laut. Mengabaikan tubuhnya yang mulai menggigil karena dinginnya air laut. Kyuhyun berenang dengan cepat kearah Hwayeon yang sudah tidak sadarkan diri, dan menarik gadis itu dengan cepat ke permukaan dengan panic.

Bertahanlah sayang, jebal. Jangan tinggalkan aku

“Cepat!! Bantu aku!!!” Kyuhyun segera berteriak saat ia sudah sampai kepermukaan, lalu dengan bantuan Ravi dan para pengawal itu mereka berhasil menaikkan tubuh tak sadarkan diri Hwayeon keatas perahu.

“Sayang… bangunlah kumohon!!” gumam Kyuhyun putus asa, kemudian namja itu mulai menekan nekan dada Hwayeon.

1 kali

2 kali

3 kali

“Sialan!” geram Kyuhyun sengit saat tak ada reaksi dari Hwayeon. Kyuhyun kemudian mengambil nafas dalam dalam, menutup lubang hidung Hwayeon, dan mulai memberikan nafas buatan lewat mulut. Ravi memandang Hwayeon dengan cemas, Kyuhyun terus memberikan nafas buatan untuk Hwayeon sambil sesekali beralih untuk melakukan CPR lagi. “Bangunlah sayang, ayolah.. kumohon..” Kyuhyun kembali menekan dada Hwayeon, berusaha membuat jantung gadis yang dicintainya itu kembali berdetak. “Kumohon…kumohon..” Kyuhyun terus menerus merapalkan kalimat itu, sampai tanpa disadari namja itu, air mata sudah menggenang di pipinya.

“Uhukk Uhukk” Kyuhyun dan Ravi sama sama menghembuskan nafas lega saat Hwayeon mulai terbangun. Memuntahkan cairan yang sudah ia telan saat tenggelam tadi. Kyuhyun segera membawa tubuh menggigil Hwayeon ke dalam dekapannya. “Terimakasih Tuhan, kau selamat.” Lirih Kyuhyun pelan.

“Oppa appo… hikss…” Kyuhyun tersentak kaget saat Hwayeon kembali menangis dalam dekapannya. Kyuhyun kembali menatap Hwayeon, dan beralih pada perutnya yang terus menerus mengeluarkan darah.
“Stttt… kau akan baik-baik saja. Yoon Hee pasti bisa menangani ini arra? Bertahanlah, kita sudah sampai. Bertahanlah.” Kyuhyun terus merapalkan kalimat itu di telinga Hwayeon sampai akhirnya mereka berdua naik kembali ke kapal.

Kyuhyun membawa tubuh Hwayeon yang kembali tak sadarkan diri di gendongannya. Namja itu berlari sepanjang jalan menuju ke kabin Yoon Hee sambil berteriak, menyuruh orang yang menghalangi jalannya untuk minggir.

Tok Tok Tok Tok Tok!!!!!

YoonHee dengan cepat membuka pintu kamarnya. Kyuhyun yang sedang menggendong Hwayeon dengan cepat menyelonong masuk dan membaringkan Hwayeon di kasur. Kemejanya sudah bersimbah darah Hwayeon.
“Tolong, selamatkan Hwayeon, kumohon.” Suara Kyuhyun pecah, mencerminkan betapa takutnya namja itu. “Selamatkan adikku Yoon Hee-ya, jebal.” Lirih Ravi dari sebelah Kyuhyun.

Yoon Hee menatap dua laki-laki yang ada di kamarnya itu dengan prihatin. “Arra, sekarang kalian minggir lah, jangan ada di dekat kasur.” Perintah Yoon Hee tegas.
Kyuhyun dan Ravi dengan tau diri beringsut menjauh dari kasur. Yoon Hee dengan cekatan mengambil kotak hitam berukuran lumayan besar, dan meletakkannya di samping tubuh Hwayeon. Yoon Hee membuka kotak itu, dan ternyata isinya adalah alat-alat kedokteran.
Yoon Hee dengan cepat memakai sarung tangan putih dan mulai bekerja. Merobek baju Hwayeon, menyuntikkan obat bius, menyayat, dan kemudian menjahit. Ravi menyaksikan dengan mual, dia sudah pernah menyaksikan secara langsung operasi kecil seperti itu. Oh tentu saja, dia pernah di operasi tanpa obat bius oleh Yoon Hee. Kejam memang.
Tapi melihat adik satu-satunya, kesayangannya, dioperasi seperti itu membuat Ravi sedih. Perasaan bersalah benar-benar menghantuinya. Ia merasa tidak bisa menjaga adiknya dengan benar, bahkan mereka bertengkar tadi. Hwayeon pergi dengan perasaan kecewa dengannya karena ia tidak mempercayai adiknya itu.. ia malah mengatakan kalau adiknya itu berlebihan dan sangat kekanakan, dan adiknya itu malah berakhir disini… dengan luka menganga di perutnya.

Terkutuklah aku, kakak macam apa aku ini? Harusnya tadi aku mempercayai Hwayeon, harusnya tadi aku menghibur hwayeon. Jadi semua ini tidak akan terjadi. Ravi terus bergelut dengan pikirannya, tanpa menyadari kalau pekerjaan Yoon Hee sudah hampir selesai.

“Nah, sudah. Kau bisa memindahkannya ke kamar kalian sekitar 3 jam lagi, karena kita harus menunggu darah yang kuberikan tadi habis. Beruntunglah aku membawa cadangan kantong darah, untuk berjaga-jaga jika ada kejadian seperti ini. Saat memindahkannya nanti, kalian harus berhati-hati supaya jahitannya tidak terbuka ne? Lukanya cukup dalam, tapi tenang saja… dia tidak akan kenapa kenapa. Dia akan tertidur sampai kurang lebih 5 jam. Selebihnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Jelas Yoon Hee panjang lebar.

“Ne, gomawo.” Ujar Kyuhyun pelan. “Cheonma”

Kyuhyun mendekat kearah Hwayeon dan mendudukan dirinya di samping Hwayeon. Mengelus rambut Hwayeon dengan sayang. “Mianhae chagi, cepatlah bangun. Aku merindukanmu.” Ucap Kyuhyun lirih, tapi masih terdengar jelas di telinga Ravi dan Yoon Hee.
Ravi dan Yoon Hee dengan cepat keluar dari kamar itu diam diam, memberikan Kyuhyun ruang untuk meluapkan perasaannya pada Hwayeon. Waktu Yoonhee dan ravi keluar kamar, mereka langsung dihadapkan dengan EunHye, Hyo Jin, Heechul, Leeteuk, Kangin, Hangeng, dan yang lainnya.

“Bagaimana keadaan anakku?”

“Apa anakku baik baik saja?”

“Menantuku baik baik saja bukan?”

“Uri magnae baik baik saja kan?”

“Bagaimana keadaan Hwayeon?”

“Aku ingin menemui menantuku.”

“Biarkan aku masuk.”

Yoon Hee dan Ravi berusaha menjelaskan keadaan Hwayeon kepada mereka. “Hwayeon baik baik saja. Semua nya sudah di atasi, sekarang Hwayeon masih tertidur karna obat bius. Ada Kyuhyun didalam, biarkan mereka berdua dulu saja.” Saran Yoon Hee.
Mereka tidak terlihat puas dengan jawaban Yoon Hee, tapi akhirnya mereka mengalah dan kembali ke kabin mereka masing masing.

Kyuhyun POV

Kupandangi wajah pucat Hwayeon dengan sedih. Ini semua terjadi karena aku. Kalau saja aku mempercayainya, kalau saja dari awal aku mempercayainya, dan menjaganya dengan benar.. maka kejadian seperti ini tidak akan mungkin terjadi. Akulah yang membuatnya seperti ini, akulah yang membuat Haneul bisa memiliki kesempatan untuk mendekati Hwayeon dan menyakitinya. Akulah penyebabnya, akulah dalangnya.
Aku merasa sangat sakit. Dadaku terasa sesak, melihat orang yang begitu kucintai terbaring lemah seperti ini. Kuakui, aku bingung. Mengingat bagaimana kami bertemu, lalu berkenalan, lalu akhirnya bisa menjadi seperti ini.

Kami bahkan baru kenal dalam waktu beberapa hari, dan aku sudah berani melamarnya. Memberikannya kalung warisan dari eomma dengan mudah padanya. Membuatnya menjadi calon istriku. Semua ini terasa sangat membingungkan.

Aku, Cho Kyuhyun, bukanlah namja yang romantic. Bisa dibilang aku sangat kaku. Aku tidak pernah bisa mengungkapkan perasaanku dengan baik. Tapi semuanya berbeda saat bersamanya, Hwayeo, pujaan hatiku. Aku berubah menjadi namja yang kelewat romantic, bahkan mungkin sedikit menggelikan. Aku pun selalu mengungkapkan apa yang ada di hatiku dengan cepat padanya, bahkan tanpa kusadari.

Semua yang kuinginkan hanyalah membuatnya tertawa, bahagia. Aku ingin melihat senyum manisnya itu terus tergores d wajahnya. Aku ingin ia bahagia, aku menginginkannya.

Tapi…

Karena aku lah, satu-satu wanita yang kucintai kini terbaring tak berdaya. Aku yang meyeretnya kedalam masalah seperti ini. Sampai akhirnya, psikopat gila yang bahkan merupakan mantan tunanganku berusaha melukainya.
Sialan, aku hampir melupakannya. Yeoja itu, sialan kuadrat. Dimana yeoja itu sekarang? Tidak mungkin dia berenang untuk sampai ke pelabuhan kan? Bunuh diri namanya, tapi aku tidak peduli. Lebih baik kalau dia menghilang. Jauh-jauh dari kehidupan kami. Aku benar-benar tidak mau gadis manisku terluka lagi, apa lagi karena hal yang sama. Aku akan membunuh diriku sendiri jika itu sampai terjadi.

Hah…

Kenapa dia tak kunjung sadar juga? Aku merindukannya.

Ku genggam tangannya yang dingin, mencoba memberinya kehangatan. “Kumohon bangunlah sayang. Aku sekarat disini tanpamu..”

Tes

Tes

Tes

Sial.. lagi lagi air mataku menetes tanpa bisa kucegah. Bagaimana mungkin ini terjadi? Entah sudah berapa kali aku menangisinya hari ini. Aku benar-benar sakit melihatnya seperti ini. Andaikan aku bisa, aku ingin menanggung semuanya. Biar aku saja yang berada di posisinya, aku tidak ingin dia terluka sama sekali. Aku tidak ingin melihatnya tersakiti, oleh seujung kuku sekalipun.

Aku memejamkan mataku, mengusir pening yang tiba-tiba menyerang kepalaku. Aku lupa, aku belum mengganti bajuku sejak tadi. Pantas saja aku pusing sekarang. Pasti masuk angin. Haah, yasudahlah.. sudah terlanjur. Bajuku bahkan sudah kering karena dinginnya kamar.

Uuugh..

Pusing sekali..

Kuputuskan untuk merebahkan diriku sejenak di samping kasur sambil tetap menggenggam tangan Hwayeon. Sebentar saja, aku hanya akan beristirahat sebentar…

Aku terbangun saat merasakan usapan dikepalaku. “Oppa…” tunggu, aku mengenal suara itu. Suara siapa ya? Bukankah tadi aku sedang- Oh sial!
Dengan cepat aku menegakkan tubuhku. Hwayeonku… “Oh Tuhan, akhirnya kau bangun. Aku mencemaskanmu…” dengan segera aku memeluknya, berusaha untuk tetap berhati-hati pada lukanya. Ya ampun, kenapa tubuhnya lemah sekali seperti ini…

“Mian, sudah membuatmu mencemaskanku.”

“Bodoh, gadis bodoh. Kenapa kau bisa membiarkan yeoja itu melukaimu hah? Kenapa kau tidak melawan? Ya Tuhan. Bagaimana kalau kau tadi- Ya ampun.” Aku memejamkan mataku, mencoba menyingkirkan pikiran-pikiran anehku yang menakutkan.

“Oppa… tidak mempercayaiku.”

Deg

“A-“

“Oppa… lebih mempercayainya”
“Sayang, itu aku-“

“Oppa lebih mimilihnya daripada aku.”
“Apa? Tidak! Aku-“

“Oppa lebih memilih pergi bersamanya daripada tinggal bersamaku.”
“Tidak sayang! Tidak, itu aku-“

“Oppa tidak mencintaiku”
“APA?! TIDAK! Dengar! Aku-“

“Oppa mencintainya”

Jedeerrrr

Apa-apaan. Bagaimana mungkin dia berfikir seperti itu?

“Sayang… Itu semua tidak benar! Aku-“
“Oppa hanya menjadikanku pelarian. Oppa tidak pernah benar-benar mencintaiku, oppa mencintainya. Oppa akan pergi bersamanya, meninggalkanku sendirian..”

Author POV

“Oppa hanya menjadikanku pelarian. Oppa tidak pernah benar-benar mencintaiku, oppa mencintainya. Oppa akan pergi bersamanya, oppa aka-“ Kyuhyun menatap Hwayeon tak percaya.
“Hentikan! Itu semua tidak benar! Bagaimana mungkin kau mengatakan hal tidak bertanggung jawab seperti itu?!” bentak Kyuhyun marah. Kyuhyun sungguh kecewa karena Hwayeon menganggapnya seperti itu.

Tubuh Hwayeon perlahan bergetar. Kemudian tanpa aba-aba, air mata mulai bercucuran dari mata sipitnya. “Dia bilang oppa tidak mencintaiku, dia bilang oppa akan meninggalkanku. Dia-“ Kyuhyun dengan cepat merengkuh Hwayeon kembali. Menenangkan gadisnya yang terlihat sangat terguncang. “Kenapa kau mempercayai semua omongannya? Kau tau itu semua tidaklah benar. Aku hanya mencintaimu.” Terang Kyuhyun cepat, berusaha menampik kekecawaannya.

Hwayeon tidak mempercayaiku. Kyuhyun benar-benar sedih sekaligus kecewa mengetahui hal itu.

Hwayeon menatap Kyuhyun dengan mata basahnya. Bibirnya bergetar hebat, memperlihatkan seberapa terguncangnya mental gadis itu. “Oppa lebih memilihnya daripada aku.” Lirihnya dengan suara bergetar.
Shit! Kyuhyun mempererat rengkuhannya pada tubuh ringkih Hwayeon, menanamkan kecupan kecupan lembut diatas puncak kepala gadis itu. “Aku memilihmu.. Aku hanya mencintaimu, aku tidak akan meninggalkanmu. Maafkan aku, maaf…”

Akhirnya Hwayeon menangis di dalam pelukan Kyuhyun, sampai akhirnya gadis itu kembali tertidur…

Mianhae, jeongmal mianhae… geurigu saranghae

-o0o-

Hwayeon POV

“Omo Hwayeon!! Apa kau baik-baik saja? Kami semua mencemaskanmu.” Aku mendudukkan diriku di kursi restoran di bantuoleh Kyuhyun oppa. Aku menyamankan posisi dudukku lalu memandang semua orang dan tersenyum menenangkan. “Aku baik-baik saja, terimakasih sudah mencemaskanku.” Aku bisa mendengar semua orang menghela nafas lega dari sini.
Aku tersenyum saat Kyuhyun oppa diam-diam menggenggam tanganku di bawah meja. Aku menoleh padanya dan tersenyum. “Saranghae” ujarnya tiba-tiba.

Aku kaget, tentu saja. Kurasa semua orang yang duduk di meja ini juga sama kagetnya sepertiku. “Nado saranghae.” Jawabku pelan. Kurasakan wajahku memanas. Oh-oh, janngan sampai wajahku memerah, memalukan!

“Berhentilah mengumbar kemesraan kalian didepanku. Kalian membuatku iri.” Aku menoleh mendengar cibiran Ravi oppa, lalu tersenyum geli. “Wae oppa? Kau cemburu?” aku tertawa dalam hati saat melihat wajahnya yang tiba-tiba memerah. “Tidak, kenapa juga aku harus cemburu!” Kyuhyun oppa terkekeh geli di sampingku, dan akupun mencoba untuk tidak tertawa walaupun rasanya sulit sekali karena Ravi oppa sangat lucu.

“Aaah, aku tau. Oppa sirik kan? Kenapa? Apa Yoonhee eonni tidak suka kalian mengumbar kemesraan seperti ini?” aku terkekeh saat melihat Yoonhee eonni melotot galak kearahku. Haduh haduh, mata besarnya itu sampai terlihat mau copot. Hahaha. “Diamlah kau Hwayeon.” Desis Yoonhee eonni dengan wajah merah padam.”

“Eonni, wajahmu seperti kepiting rebus tau?”
“Diamlah Hwayeon, jangan menggodanya seperti itu.” Senyumku semakin bertambah lebar saat mendengar teguran Ravi oppa. Hah, dia masuk perangkapku. “Memangnya kenapa?” tanyaku pura-pura bodoh. Ravi oppa memandangku cemberut, “Aku tidak suka orang lain melihat wajahnya menggemaskannya saat ia sedang tersipu. Pemandangan seperti itu hanya diperuntukkan untukku.” Aku melongo mendengar penjelasannya. Aku baru tersadar saat Kyuhyun oppa tertawa dengan keras.

“Apa-apaan itu hyung, kau menjijikan.” Ejek Kyuhyun oppa frontal. Mau tidak mau aku tersenyum, apa lagi saat melihat Ravi oppa kelabakan menjelaskan dengan wajah merah padam. “Ah, eh, i-itu… maksudku emm.. “ aku semakin tertawa saat melihat Yoonhee eonni menundukkan kepalanya.

“Kalian sungguh lucu.” Sindirku sakratis. Semua orang di meja kami tertawa bersama, memandangi Yoonhee eonni dan Ravi oppa dengan raut wajah terhibur. “DIAMLAH!” ujar mereka kompak.
Kami semakin memperkeras tawa kami. Kyuhyun oppa merangkulku, dan aku tertawa di dalam rangkulannya. “Bocah sialan.” Desis Ravi oppa sebal. Tapi tak ayal, aku melihat senyum lebar terkembang diwajahnya itu.

Hah, akhirnya semua kembali dengan benar. Aku sempat takut kalau yeoja itu masih berada disini. Tapi kulihat-lihat, sepertinya yeoja itu sudah pergi dari sini. Aku senang, karena semua tamupun terlihat sudah tidak sekaku tadi pagi, saat mereka baru melihatku semenjak aku… yah, kalian tau lah.

Ravi oppa sendiri, semalam ia menemuiku. Mengajakku berbicara 4 mata dengannya. Ravi oppa meminta maaf padaku, karena tidak mempercayaiku dan malah mengatakanku berlebihan serta kekanakan.
Sebenarnya aku sudah tidak mempersalahkan hal itu, tapi Ravi oppa tetap bersikeras ingin minta maaf. Jadi aku memaafkannya, walaupun aku sebenarnya sudah memaafkannya sejak awal, tanpa perlu ia minta. Kuharap semua ini berjalan dengan lancer sampai seterusnya. Aku sendiri penasaran, bagaimana kelanjutan hubungan antara Ravi oppa dan Yoonhee eonni. Semalam Ravi oppa juga memberitahuku tentang rencanya yang ingin membawa Yoonhee eonni berlibur dan melamarnya. Au tidak tau Ravi oppa akan membawa Yoonhee eonni berlibur kemana, karena Ravi oppa sama sekali tidak berniat membcorkannya. Walaupun aku sudah merengek padanya.

Aku benar-benar berharap Ravi oppa bisa berhasil menjalankan misinya, jadi akupun bisa segera menikah dengan Kyuhyun oppa. Aku tidak ingin lagi terpisah dengan Kyuhyun oppa. Benar-benar tidak mau. Apa lagi melihat Kyuhyun oppa bersama dengan wanita lain? Tidak terimakasih. Kyuhyun oppa hanya boleh untukku.
Kami kemudian melanjutkan makan siang kami setelah puas menggoda Ravi oppa dan Yoonhee eonni. Aku dan Kyuhyun oppa pamit terlebih dahulu. Aku dan Kyuhyun oppa akan pulang lebih dahulu dari yang lain, ini semua permintaan Kyuhyun oppa. Aku sih hanya menurut saja.

Tadi malam Kyuhyun oppa sudah membereskan barang-barang kami. Jadi kami hanya tinggal berangkat pulang saja. Hangeng ahjussi sudah membantu kami menyiapkan kapal lain yang akan kami pakai untuk pulang. Hangeng ahjussi dan Heechul ahjumma juga meminta maaf kepadaku, yang seharusnya tidak perlu. Semua kejadian ini kan bukan salah mereka. Ini toh bukan salah siapapun, bukan juga salah Haneul. Haneul melakukan ini karena dibutakan oleh cintanya pada Kyuhyun oppa. Jadi aku tidak sampai hati untuk menyalahkannya. Aku tidak tau bagaimana nasib gadis itu, karena Kyuhyun oppa tidak mau memberitahuku sama sekali. Ia hanya menyuruhku untuk diam, “Diamlah, dan semuanya akan baik-baik saja. Aku yang akan mengurus semuanya, aku akan menjagamu.” Begitulah yang Kyuhyun oppa katakan semalam saat aku menanyakan perihal Haneul padanya.

“Chagii.” Aku tersenyum saat Kyuhyun oppa melingkarkan lengannya di sekitar tubuhku dari belakang dan menelusupkan kepalanya di ceruk leherku. “Wae?” jawabku pelan, mencoba tidak memperdulikan aktivitasnya di leherku.
“Apa yang sedang kau pikirkan hmm?” aku tersenyum mendengar pertanyaannya. “Aku sedang memikirkan Haneul” jawabku jujur. Kyuhyun oppa tiba-tiba saja menghentikan aktivitasnya di leherku dan mendesah keras. Tiba-tiba saja ia membalikkan tubuhku, dan memaksaku menatapnya. “Kenapa kau memikirkannya lagi? Gadis itu tidak pantas kau pikirkan.”

Aku menghela nafas, “aku tau, aku-“

“Sudah kubilang, diam, dan semuanya akan baik-baik saja. Tidak perlu memikirkan gadis itu. Sudah kupastikan kalau gadis itu tidak akan pernah menunjukkan batang hidungnya lagi pada kita.”

“Baiklah baiklah, maafkan aku.”
Aku melihat tatapan Kyuhyun oppa akhirnya melembut, dan tubuhnya yang semula tegang berangsur-angsur mulai kembali rileks. “Haah, harusnya aku yang mengatakan itu padamu. Maafkan aku, sudah membuatmu terluka.” Aku tersenyum, lalu dengan cepat memeluknya. Menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya, tempat persembunyian favoritku. “Sudah kumaafkan.” Seyumku bertambah lebar saat ia membalas memeluk tubuhku, membuatku merasa sangat hangat, nyaris kepanasan.

“I love you, baby.”
“I love you too, dan aku bukan baby.”

-tbc-