Find My Love #100DaysOurBlog (HwaYeon side) – Part 3

Title: Finnaly find my love ( 100th project’s )

Cast:
• Kim Hwa Yeon
• Cho Kyuhyun (SJ)

Other:
• Kim Wonshik a.k.a Ravi (VIXX) as Hwa Yeon’s oppa
• Cho Ahra a.k.a Ahra as Kyuhyun’s noona
• Kim Young Woon a.k.a Kangin (SJ) as Hwa Yeon’s appa
• Park Jung Soo a.k.a Leeteuk (SJ) as Hwa Yeon’s eomma
• Tan Hangeng a.k.a Hankyung (SJ) as Kyuhyun’s appa
• Kim Heechul a.k.a Heechul (SJ) as Kyuhyun’s eomma
• Jung Yoon Hee
• Park Eun Hye
• Cho Hyo Jin

Author: Kim Hwa Yeon
Genre: Romance, Comedy, Hurt, Friendship, Family.
Rating: G
Length: chapter

Note:
Tadaaaaa… ketemu lagi dengan aku. Hehehe, ini dia part3nya. Gimana sama ceritanya? Kurang romantis ya? Maaf ya, author belom pernah merasakannya sih. Jadi cuma segitu yang bisa ku karang. Mengkhayalnya sih gampang, cuma di tuang dalam bentuk kalimat yang susah.
Makasih ya buat yang udah setia baca ff kami. Makasih banyak. Walaupun kita tau kalau ff kita memang jauh dari kata bagus, kalian tetep mau baca. Kita udah berterimakasih banget.
Maaf kalo mungkin ada kesamaan cerita, itu pasti ketidaksengajaan.
Dilarang copas ff ini tanpa izin ya. Mohon hargai kami ^^
Nah jadi, Happy reading guys ^^
Jangan ngebash, dan jangan lupa comment. Oke? Annyeong~

 

-o0o-

 

Aku membuka mataku perlahan, suasana kamar masih lumayan gelap. Seberkas cahaya mulai mencoba untuk menembus tebalnya gorden yang menutupi pintu kaca. Aku berguling ke kanan dank e kiri. Rasanya aku sangat malas untuk bergerak, tapi aku masih ingin berkeliling dihotel ini. Aku juga ingin bertemu dengan EunHye dan HyoJin eonni. Kudengar Hyojin eonni sudah tiba disini semalam. Hmm, dia datang bersama siapa ya? Pasangannya kah? Seperti Eunhye eonni? Aku penasaran.

Hah, kupaksan tubuhku untuk bergerak menuruni ranjang dan berjalan menuju arah balkon. Aku membuka gorden terlebih dahulu, dan cahaya menyilaukan langsung menembus retina mataku dengan seenaknya. Silau sekali.
Setelah bisa menstabilkan penglihatanku, kubuka pintu kaca yang memisahkan kamar dari balkon dengan perhalan.

Laut.

Itulah pemandangan pertama yang kulihat setelah aku menapaki balkon kamar ini. Aku baru sadar kalau hotel ini berada di dekat laut, dan kamarku menghadap ke sisi laut. Pemandangan ini sangat indah, laut.

Laut adalah salah satu tempat favouriteku, selain rumah dan oppaku tentu saja. Dari sini aku bisa melihat pantai juga. Pantainya masih sangat bersih dan terawatt. Pasirnya sangat putih, yang pasti, air lautnya sangat bening. Benar-benar menambahkan kadar keindahannya. Aku tidak sabar ingin menapakkan kakiku disana, tapi sebelum itu. Mungkin aku harus menemui HyoJin dan eunhye eonni terlebih dahulu. Tapi, aku harus mandi dulu sepertinya.

Aku kembali masuk ke dalam kamar, membiarkan pintu kaca yang menghubungkan balkon dengan kamar tetap terbuka. Aku melangkahkan diriku kedalam kamar mandi, dan langsung membersihkan diriku. Setelah selesai, aku keluar dari kamar mandi hanya menggunakan bathrobe.

Angin sepoi-sepoi langsung menusuk kulit tubuhku yang tidak tertutupi bathrobe begitu aku melangkah keluar dari dalam kamar mandi. Aku kan tadi tidak menutup pintu balkon? Biarkan saja, tidak ada yang bisa melihatnya ini.

Aku berjalan ke depan lemari, lalu membukanya. Aku memilah-milah pakaianku, dan kutetapkan untuk memakai tanktop dan celana pendek. Ini kan dipntai, buat apa pake baju tertutup? Percuma saja, nanti kotor.
Kuselesaikan acara bersiap-siapku. Setelah beres dengan diriku, aku dengan sigap membereskan kamarku. Aku membersihkan kamarku sendiri karena aku tidak mau kamarku dibersihkan orang lain. Kamarku adalah daerah teritorialku. Aku tidak suka jika orang lain menginjak teritorialku. Saat semuanya sudah terlihat rapih, dan bajuku juga sudah kuberikan ke pelayan untuk melaundrynya. Ku bergegas keluar. Aku ingin ke pantai.

“Eoh? Kau akan pergi HwaYeon-ssi?” aku menoleh kaget, dan mendapati Kyuhyun tengah berdiri dibelakangku.
Dia mengenakan pakaian yang sangat santai. Berbeda sekali dengan tampilan formalnya. Ia terlihat lebih keren saat ini. Dia hanya menyenakan kaus oblong berwarna abu dan celana pendek berwarna putih dan sandal jepit.

“A-ah, aku ingin berjalan-jalan kepantai. Tidak mungkin aku menghabiskan waktuku disini hanya dikamar bukan? Aku bisa mati bosan.” Aku ikut tersenyum saat melihatnya terkekeh geli. Dia memandangiku lekat dengan pandangan yang tidak kumengerti kemudian menggenggam tanganku yang bebas secara mendadak.

“Begitukah? Ayo, kita pergi bersama saja. Aku juga ingin berjalan-jalan kepantai. Kajja.” Aku mengangguk canggung kemudian mengikutinya berjalan sambil menatapnya senang. Sikapnya sangat hangat, apa itu artinya cintaku terbalas ya?

Aku dan Kyuhyun berjalan santai di hamparan pasir putih. Aku merasakan pipiku memanas saat menyadari kalau baju yang kukenakan ternyata senada dengan pakaian yang Kyuhyun kenakan. Aku saat ini hanya mengenakan tak top abu dan celana pendek berwarna putih. Oh ya ampun, kami terlihat seperti suami istri yang baru saja menikah dan saat ini tengah berbulan madu!

Aku tersenyum kikuk saat beberapa kali aku mendapati beberapa lelaki memandangiku dengan tatapan kelaparan. Karena aku takut, aku benar-benar menempel pada Kyuhyun sampai akhirnya ia mengajakku berhenti dan mendudukan dirinya di atas pasir putih berdampingan denganku.

“Kenapa kau memakai baju yang terbuka seperti itu?” aku menoleh bingung mendengar nada teguran di dalam suaranya, dan semakin bingung saat melihat mata Kyuhyun yang menyorot tajam padaku.

“Apa maksudmu?” tanyaku bingung.

“Pakaianmu, jangan pakai pakaian yang terbuka seperti itu lagi.” Aku mengerutkan keningku bingung saat kulihat ia mengatupkan rahangnya. Apa masalahnya sebenarnya?

“Aku tidak menyukainya.” Desisnya pelan, tapi tidak cukup pelan karena aku masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Aku memandangnya aneh, kemudian tersenyum simpul.

Apa dia cemburu? Seperti itu namanya cemburu bukan sih?

“Kau…cemburu?”

“Apa? Tidak!”

“Kau cemburu, tidak perlu menyangkal.”

“Lalu kenapa kalau aku cemburu? Kalau aku mengakuinya, apa kau mau menuruti perkataanku untuk berhenti memakai pakaian terbuka seperti itu?”

“Ya” jawabku ragu-ragu.

“Bagus, karena aku memang cemburu. Aku tidak suka jika lelaki lain bisa menikmati keindahan tubuhmu seenak jidatnya. Kau milikku.”

“Apa maksudmu? Aku bukan milikmu, aku bukan milik siapapun.” Jawabku kesal sekaligus bingung. Enak saja dia mengklaim diriku sebagai miliknya. Memangnya dia siapa?

Huh!

“Kau.milikku, dan selamanya akan tetap seperti itu.”

“Aku.bukan.milikmu.”

“Kau milikku, jangan membantah.” Aku mendesah frustasi lalu mengalihkan tatapanku dari wajahnya dengan cepat. Dasar namja sinting!

Cup!

Aku melotot saat lagi-lagi dia mencuri ciumanku seenaknya.

“Ingat, kau milikku. Dan jangan berulah, karena aku sangat posesif dengan apa yang menjadi milikku, termasuk dirimu.”

Aku mendesah pasrah saat lagi-lagi dia mengklain diriku seenaknya, dan menciumku LAGI!

Kupejamkan mataku dan membiarkan bibirnya berkuasa diatas bibirku. Dia menggerakkan bibirnya dengan bringas. Berkali-kali aku meronta agar dia melepaskanku tapi dia sama sekali tidak menanggapi, malahan memperdalam ciuman kami. Jadi lagi-lagi aku hanya bisa pasrah saat diperlakukan semena-mena dengan namja ini. Namja yang entah sejak kapan sudah merebut hatiku, dan mengklaimnya seenaknya.

Tak!

“Aaaaah, appo! Apa-apaan sih?!” teriakku jengkel. Siapa yang berani-berani menginterupsi kegiatanku dengan cara yang kurang ajar seperti tadi? Memukul kepalaku? Apa dia cari mati?

“Kau ya magnae, kau itu masih kecil. Belum waktunya kau berciuman seperti tadi. Dan kau Kyuhyun, jangan mencium dongsaengku sembarangan ya. Apa kau ingin kutenggelamkan di lautan itu? Adikku yang satu ini masih sangat polos. Berpacaran saja tidak pernah, kau malah menodai bibirnya. Jika oppanya tau, kau bisa dicincang habis-habisan kau tau? Jadi sebelum kutenggelamkan kau di laut dan di cincang-cincang oleh oppanya, lebih baik kau menyingkir dari adik kecilku ini.” Aku memandang Eunhye eonni yang kini sudah berada dihadapanku dengan bingung.

Dia mimpi? Kenapa bicaranya melantur sekali? Well, yang dia bicarakan memang fakta ssih, aku tidak akan mengelak. Tapi, tetap saja. Kenapa dia bisa berada di sini? Apa dia juga mau berduaan dengan V oppa? Mau berpacaran? Hah!

“Yak noona, apa maksudmu! Kenapa kau menyebalkan sekali. Cih!”

“Kau sudah dengar apa maksudku. Jangan mengotori otak polos adik kecilku bocah setan.”

“Ish, siapa yang kau panggil bocah setan noona. Kau memang menyebalkan. Pantas saja tidak ada namja yang ingin dekat-dekat denganmu. Kau galak sih.”

“Apa maksudmu setan? Yeoja disebelahmu itu bahkan lebih parah dari pada aku! Mulutnya benar-benar titisan iblis! Sama sepertimu, bagai pinang dibelah dua!” sahut EunHye eonni sengit. Mwoya, kenapa aku jadi dibawa-bawa.

“Aish! Kenapa aku dibawa-bawa segala? Sudah sana pergi! Syuh! Tidak ada yang menginginkan eonni disini! Aku bosan melihat mukamu. Menyebalkan.” Ujarku tak peduli. Mengganggu saja eonni yang satu ini.

“See? Yeoja disebelahmu itu lidahnya sudah terasah sama sepertimu! Tajam! Seperti silet! Hih! Kalian cocok, sama-sama berlidah tajam. Lengkap lah kalian.” Sindirnya lugas. Aku memotar bola mataku malas lalu menatapya dengan enggan.

“Eonni, daripada kau disini mengganggu. Lebih baik kau pergi saja ne? Tuh, dibelakangmu sudah ada namja tampan, pergilah kalian berdua sana. Tapi jangan galak-galak, nanti namja itu kabur.”

“Ish! Apa maksudmu magnae!”

“Loh? Masa ga ngerti? Ah, eonni bodoh. Ya pokoknya jangan galak-galak, nanti kau ditinggal seperti sebelumnya.” Jawabu tanpa berfikir. Kudengan tawa cekikikan Kyuhyun disebelahku dan suara dengusan yang cukup keras dari depanku.

“Terserah kalian saja.” Ujarnya sambil lalu. Aku terkikik geli setelah kepergiannya yang langsung disusul oleh V oppa. Eunhye eonni lucu sekali. Hihihihih.

“Hey, aku penasaran.” Aku mengerjap saat tau-tau wajahku sudah menghadap wajahnya lagi. Ia memegang daguku sambil tersenyum menggoda, membuatku merasa sangat malu entah karena apa.

“Penasaran apa?” tanyaku gugup.

“Lidahmu.”

“Li-idahku? Ada apa dengan lidahku?” tanyaku semakin bingung dan gugup. Lidahku terasa kelu. Kenapa dia menanyakan hal seperti itu? Kalimatnya terdengar cukup vulgar ditelingaku.

“Aku penasaran, apa lidahmu setajam yang Eunhye noona bilang?”

“A-aku tidak tau”

“Kalau begitu, mari kita cari tahu.”

Belum sempat aku merespon, tiba-tiba sebuah material lembut mendarat bebas di atas perukaan bibirku. Aku memejamkan mataku dengan cepat dan lagi-lagi terhanyut dalam permainannya.

Awalnya hanya melumat dan menyesapnya secara perlahan, namun lama-lama dia menyesap bibirku bergantian atas bawah secara beringas yang jujur saja membat libidoku tersentak ke awang-awang secara tiba-tiba.

Tanpa sadar aku mengerang saat ia tiba-tiba menggigit lembut bibir bawahku, otomatis aku membuka bibirku dan membiarkannya mengeksplor kedalam mulutku. Lidahnya menyentak lidahku dan mengajak lidahku bergulat.
Aku menanggapinya beberapa saat sampai akhirnya ia menjauhkan wajahnya sambil terengah-engah, begitupun denganku.

“tidak.”

“E-eoh?” jawabku linglung

“Tidak, lidahmu tidak setajam perkataanmu. Kebalikannya, lidahmu sangat lembut, aku menyukainya.” Wajahku memanas seketika. Aku mengalihkan tatapanku menuju hamparan air laut sambil mengipasi wajahku yang terasa sangat panas. Uuugh, pasti wajahku merah sekarang.

Kenapa dia bisa sevulgar itu? Apa dia sudah biasa melakukannya? Aku juga baru sadar, dia seorang good kisser, sepertinya dia sangat berpengalaman. Apa saja ya yang sudah dia dan mantan pacarnya lakukan saat mereka berhubungan?

Memikirkan mereka berbuat macam-macam membuat moodku anjlok seketika. Huh, padahal dia yang pertama untukku……

“Kau juga yang pertama untukku.”

“Eeeh? Maksudmu?”

“Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku sangat santai mengatakan sesuatu yang vulgar dan suka menciummu sampai kau kehabisan nafas. Aku tau aku seorang good kisser, tapi bukan berarti aku sering melakukannya dengan wanita lainnya dulu. Aku juga tidak pernah melakukannya dengan wanita manapun selain dirimu. Ini juga pengalaman pertamaku.”

“Eiiiii, jangan membual.” Ujarku tak percaya, aku mengibas-ngibaskan tanganku sambil terikik geli. Ada-ada saja dia itu.

“Aku serius. Aku memang seorang good kisser, aku juga baru menyadarinya karena sejak tadi kau kubuat kesulitan bernafas. Hm, mungkin faktro genetic. Eomma dan appaku kan sangat yadong.” Ujarnya tiba-tiba membuatku berjengit.

Hei! Kenapa dia malah melantur seperti itu. Membuatku malu saja, memangnya kenapa kalau orangtuanya yadong? Uuugh, itu bahkan tidak ada hubungannya denganku dan dirinya.

“Yak! Kalian berdua berhenti berlovey dovey didepan kami! Aku muak melihatnya! Lebih baik sekarang kalian kesini dan bermainlah bersama kami. Apa tidak bosan kalian duduk disana terus? Oh ayolah, bersenang-senanglah bersama kami! “ aku memutar mataku saat lagi-lagi suara Eunhye eonni menginterupsi kegiatan kami. Kenapa dia menganggu sekali?

Aku bangkit dan menyusul Eunhye eonni yang tadi berteriak menginterupsi kegiatan kami. Kyuhyun juga bangkit dan ikut menyusulku.

“Kita main volley couple saja. Kalian mau kan?” Belum sempat aku menjawab, dia sudah mendorongku kearah Kyuhyun. Entah sejak kapan sudah ada net di sini. Huh, mereka sudah merencanakannya pasti.
Akhirnya kami bermain volley couple sebentar. Aku berpasangan bersama Kyuhyun mencoba melawan Eunhye eonni yang berpasangan bersama V oppa. Jujur saja ini sangat seru, kami bisa bercanda dan bermain sepuasnya, pantainya kan sepi.

“Yak! Tangkap dengan benar! Kenapa kau payah sekali!” aku menggeram marah saat lagi-lagi Kyuhyun menegurku. Aku memang tidak pandai dalam urusan olahraga! Kenapa dia galak sekali? Ini kan cuma game!

“Berhenti meneriakiku bodoh! Aku memang tidak pandai berolahraga! Kalau kau memang tidak menyukainya, main saja sendiri!” ujarku kesal sambil melempar bola volley yang masih berada di tanganku kearahnya.

“Yak! Kau tidak perlu semarah itu juga.”

“Hah! Apa peduliku! Lbih baik aku pergi. Minggir!” bentakku kasar.

Sreeettt

“Arraseo, mianhae. Aku hanya terbawa suasana. Jangan pergi. Kita bermain lagi saja, ne?” aku tidak menjawab ataupun menolak. Saat ini dia memelukku dari belakang. Dia juga mengubur wajahnya di ceruk leherku, sesekali menanamkan beberapa ciuman kecil disana. Hah, dia benar-benar membuatku meleleh.

“Oh? Hwayeon-ah! Eunhye eooni!” aku menoleh saat mendengar suara yang sangat kukenal.

Oh, itu Hyojin eonni!

“Eonni? Kau sendirian ke sini?” tanyaku spontan saat dia sudah tiba dihadapanku. Aku tidak memperdulikan tatapan bingungnya karena melihatku sedang dipeluk seorang namja dan saat ini namja itu sedang menciumi leherku dengan lembut.

“Aniya, aku datang bersama pianis itu loh, yang kuceritakan kemarin.”

“Aah, changyun? Changyun itu ya?”

“Changhyun.” Gumamnya membenarkan. Aku hanya mengangguk tak peduli.

“Lalu kenapa kau sendirian?” tanyaku bingung. Aku menengok ke samping nya tapi aku tidak menemukan siapapun tuh. Aku kan penasaran ingin melihat Changhyun-changhyun itu. Mana dia?

“Ah, tadi dia sedang membelikanku ice cream. Dimana ya dia sekarang lama seka-li.” Aku ikut memandang apa yang dipandang Hyojin eonni. Aku mengernyit bingung saat melihat Hyojin eonni ternyata sedang memandangi Eunhye eonni yang sekarang tengah berbincang cukup mesra dengan seorang namja yang tidak kukenal. Ada apa ini?

“Waeyo eonni?” tanyaku ragu. Hyojin eonni langsung kembali memandangku dengan wajah merah. Ada apa sih?

“Aniya, gwaencahana. Aku pergi dulu ne? Annyeong.” Tanpa mendengar jawabanku, Hyojin eonni langsung pergi dari hadapanku. Dia sepertinya akan kembali ke hotel. Ku lagi-lagi memandang Eunhye eonni dan lelaki itu sudah tidak ada disana. Eoh? Lelaki itu mengejar Hyojin eonni? Apa lelaki itu yang namanya Changhyun? Well, sepertinya ada kesalahpahaman disini.

Hah, semoga saja ini tidak akan menimbulkan masalah. Aku benci kalau salah satu dari kami harus ada yang bertengkar. Aku tidak menyukainya.

“Ahhh!” aku tersentak saat tiba-tiba Kyuhyun menggigit leherku.

“Yak! Kenapa kau menggigitku?!” aku melepas pelukannya secara paksa dan mengusap leherku yang tadi digigitnya dengan kesal. Sakit sekali.

“Aku hanya ingin menandaimu. Aku milikku. Arraseo?” aku memutar bola mataku malas saat lagi-lagi dia mengklaim diriku seenak jidatnya. Memangnya dia siapa?

“Aku bukan milikmu!” bantahku jengkel. Kenapa namja ini selalu bersikap seenaknya sih?

“Pokoknya kau milikku.”

“Ah, terserahmu saja lah!” ujarku jengkel. Akhirnya kami memutuskan untuk berpisah karena para lelaki mengatakan ingin berduaan dengan kami. Hah, mereka benar-benar…

Setelah berpisah tadi, Kyuhyun langsung membawaku pergi. Dia bilang, ingin mengajakku ke suatu tempat. Tapi entahlah, dia sama sekali tidak mau memberitahuku kemana kami akan pergi sekarang. Kami pergi menggonakan mobil sport berwarna kuning terang yang kemarin dipakainya untuk membawa kami ber-2 ke hotel dari bandara.
Kami berdua duduk dalam diam. Aku bosan.

“Boleh aku menyalakan musik? Aku bosan.” Tanyaku padanya. Dia sempat menoleh padaku sejenak kemudian mengangguk dan kembali memfokuskan dirinya yang tengah menyetir. Aku mengeluarkan ponselku dan sebuah kabel data yang selalu kubawa kemana-kemana dari dalam tas tanganku.

Aku mencolokkannya ke tape mobil, dan lagu mulai mengalun secara acak.

 

 

Gwireul makgo geudaereul deureobonda Du nuneul gamgo geudaereul geuryeobonda
Geudaen heulleoganneunde geudaen jinaganneunde
Imi japhil su jochado eomneun gieok sogeseo

Ku tutup telingaku agar bisa mendengar suaramu
Ku tutup mataku agar bisa membayangkan wajahmu
Perlahan-lahan bayanganmu menjadi kabur, dan meninggalkanku
Dalam kenangan yang tak terbendung..

Nan meomunda (meomunda) nan meomunda (meomunda)
Saranghaetdeon gieokdeuri nareul gajigo nonda

Aku bertahan.. (bertahan) Aku bertahan.. (bertahan)
Kenangan indah ini telah mempermainkanku

Dasi han beon one more time
Ireoke kkeutnandani mideul suga eomneun geollyo
Gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke

Sekali lagi, sekali lagi
Aku tak percaya kisah kita berakhir seperti ini
Begitu banyak janji yang telah dibuat, apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..

Sumeul chamgo geudaereul deurikinda
Jumeogeul jwigo geudael sseudadeumneunda
Geudaen heulleoganneunde geudaen jinaganneunde
Ijen gajil su jochado eomneun chueok sogeseo

Aku berhenti bernafas agar bisa merasakan kehadiranmu
Menggenggam kedua tanganku agar bisa menyentuhmu
Perlahan-lahan bayanganmu menjadi kabur, dan meninggalkanku
Dalam kenangan yang tak terbendung..

nan meomunda (meomunda) nan meomunda (meomunda)
Saranghaetdeon gieokdeuri nareul gajigo nonda

Aku bertahan.. (bertahan) Aku bertahan.. (bertahan)
Kenangan indah ini telah mempermainkanku

Dasi han beon one more time
Ireoke kkeutnandani mideul suga eomneun geollyo
Gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke

Sekali lagi, sekali lagi
Aku tak percaya kisah kita berakhir seperti ini
Begitu banyak janji yang telah dibuat, apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..

Apado dachyeodo nan neo isseoya sal su isseo
Neo eomneun sarmeun naegen jugeumgwado gata
Apeurodo dwirodo gal su eomneunde naneun eotteoke eotteoke

Meskipun harus merasa sakit, meskipun harus terluka, kehadiranmu membuatku tetap hidup
Tanpamu aku seperti mati
Tak mampu bergerak maju ataupun mundur
Apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..

Meomunda

Aku bertahan…

Jeomunda (niga tteonan geu nalbuteo nan)
Nan jeomunda (nareul beorin geu nalbuteo nan) Niga tteonan geu nalbuteo jogeumssik churakhanda

Semuanya menjadi redup dan gelap (semenjak kau meninggalkanku)
Aku tak bisa melanjutkan hidupku (semenjak kau menjauh dariku)
Semenjak kepergianmu, aku mulai merasa tak hidup lagi

Dasi han beon one more time
Ireoke kkeutnandani mideul suga eomneungeollyo
Gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke

Sekali lagi, sekali lagi
Aku tak percaya kisah kita berakhir seperti ini
Begitu banyak janji yang telah dibuat, apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..

(Super Junior-Daydream)

 

 

Ya ampun, lagi-lagi lagu seperti ini yang terputar. Oh astaga, aku menengok takut-takut ke arah Kyuhyun, dan kudapati dia tengah mengerutkan keningnya bingung. Oh ya ampun, kenapa dari kemarin lagu-lagu ini terasa menyedihkan? Apa ga ada lagu yang lebih bagus?
Aku menggaruk tengkukku canggung, menunggu lagu lain yang akan mengalun. Hah, semoga bukan lagu galau.

 

 

Gamanhi dwieseo nal kkeureo anajwo
nae eokkaee teogeul gidae
neomu seji anhge saljjag ne ongiga
jeonhaejige gamssa anajwo

Memelukku dari belakang, diam-diam menaruh dagu di bahuku
Tidak terlalu kuat, lembut memelukku jadi aku bisa merasakan kehangatanmu

Ttaseuhago pyeonanhan ot cheoreom
eonjena pogeunhi
nal gamssa juneun neon
shyowindo neomeo meotjin
ot boda naege neon eoullyeo

Seperti pakaian hangat dan nyaman, kau selalu memelukku dengan nyaman
Daripada pakaian yang keren di jendela toko, kau lebih pas untukku

Maeil neoreul ibgo on shiganeul
hamkke hagireul barae
gakkeum sshig nunmure
gidaego shipeun naredo always
you cover my heart

Aku berharap bisa memakaimu setiap hari
Terkadang aku hanya ingin menangis dan bersandar kepadamu selalu
Kau melindungi hatiku

Neolbeun ne gaseume deungeul gidae
anja chaegeul ilggo yeonghwal bogo
hangaroun ohu haetsal nun busil ttaen
neon namanui geuneuri dwae jwo

Aku bersandar di dada bidangmu, membaca buku atau menonton film
Ketika matahari sore santai bersinar, kau hanya menjadi bayangan untukku

Keugo areumdaun nalgae cheoreom
eonjena nae dwie kkog buteo isseojwo
pyeong beomhan naega
ne pum aneseo cheonsaga dwaetjyo

Seperti sayap yang besar dan indah, Kau selalu di belakangku
Aku biasanya menjadi malaikat di tangan mu

Maeil neoreul dalgo on
haneureul nara danigil barae
geureoda jichimyeon
ne araeseo na jamdeulge always
you cover my heart

Aku berharap akan selalu memakaimu dan terbang ke langit
Jadi jika aku lelah aku akan tertidur di bawahmu selalu
Kau melindungi hatiku

Gwitgae najeun mogsori
nal ontong dalkomhi nogyeonae
jigeum dora bolkka neomu
dugeun georyeo
neol bol su eobseoyo nan

Suara beratmu di telingaku melelehkanku sepenuhnya
Haruskah aku melihat kembali sekarang? Hatiku bergetar begitu keras, aku tidak bisa melihatmu

Maeil neoreul ibgo on shiganeul
hamkke hagireul barae
(every day, oh, my love)
gakkeum sshig nunmure
gidaego shipeun naredo always
(i’ll be with you, always)

Aku berharap bisa memakaimu setiap hari (Setiap hari, oh cintaku)
Terkadang aku hanya ingin menangis dan bersandar kepadamu selalu (Aku akan bersamamu selalu)

Maeil neoreul dalgo on
haneureul nara danigil barae
geureoda jichimyeon
ne araeseo na jamdeulge always
please cover my heart

Aku berharap akan selalu memakaimu dan terbang ke langit
Jadi jika aku lelah aku akan tertidur di bawahmu selalu
Kau melindungi hatiku

(SNSD-Back Hug)

 

 

Well, aku merasa jantungku berdegup kencang dan Darahku mengalir dengan deras ke wajahku. Rasanya wajahku seperti terbakar.

Lagu ini adalah salah satu lagu favouriteku. Judulnya saja Back Hug, liriknya sangat bagus menurutku. Aku menyukainya. Ya ampun, aku merasa malu. Kenapa? Bukankah tadi di pantai dia memelukku dari belakang? Back hug?

Uuuugh, aku mencoba menoleh lagi, dan aku malah melihatnya tersenyum. Aaaah, apa dia juga memikirkan hal yang sama dengan yang kupikirkan? Tentang pelukan dari belakangnya tadi saat dipantai? Oh astaga, aku malu.

Sisa perjalanan, kami benar-benar hanya berdiam sambil menikmati lagu yang terus mengalun, menemani perjalanan kami yang cukup panjang. Karena lama dan bosan, akhirnya aku memutuskan untuk tidur sebentar.

“Hei, bangunlah.” Aku mengerjap ngerjapkan mataku perlahan, menyesuaikan diri.

“Sudah sampai?” tanyaku bingung. Aku merasa aku baru tidur sebentar.

“Ya, kau tidu pulas sekali. Seperti bayi. Kajja, kita keluar.” Aku menurut saatt ia melepaskan seat beltku dan menyuruhku turun. Aku keluar dan mendesah lega. Ya ampun, udaranya sejuh sekali.

“Sejuk sekali.” Gumamku pelan.

“Ya, memang. Ayo, kita masuk.” Aku diam saat menarik tanganku dan membawaku masuk. Kami melewati jalan yang terbuat dari bebatuan. Dari sini, aku bisa mendengar gemersik air yang cukup deras. Apa itu ya? Apa mungkin…

“Huuuah! Indah sekali!” aku langsung berlari dan melepaskan kaitan tanganku dan Kyuhyun. Coba tebak. Apa yang berada di depanku?

Air terjun!

Betul sekali.

Ya ampun, kenapa bisa seindah ini? Ada danau kecilnya tepat di bawah air terjun itu. Aku mencoba mencelupkan kakiku, ternyata dangkal!

“Kau suka?” aku menoleh dan mendapati Kyuhyun sudah berdiri di sampingku sambil memandangiku. Aku mengangguk dengan antusias sebagai jawaban dari pertanyaannya.

“Kau mau berenang di sana?” aku menoleh kaget. Memangnya boleh ya?

“Memangnya boleh?” tanyaku bingung. Dia mengerutkan keningnya bingung juga.

“kenapa tidak?” aku memekik senang kemudian menari-nari sendiri. Hah! Aku ingin sekali dari dulu melakukan hal ini! Berenang di air terjun bersama orang yang aku ukai! Kya!!!

“Kalau gitu ayo, tapi apa kau membawa baju ganti?” tanyanya bingung. Ah benar juga ya.

“Aku hanya membawa pakaian dalam cadangan di tasku.” Jawabku malu. Ya ampun, kalau gtu, aku tidak boleh membasahi bajuku. Dan kalau aku tidak boleh membasahi bajuku, berarti aku harus berenang tanpa menggunakan baju.

“Aku juga hanya membawa dalaman. Lalu bagaimana?” tanyanya bingung. Ah masa bodo, bukankah sudah biasa? Ku lepas saja pakaianku dan berenang menggunakan pakaian dalam. Aku menyentuh ujung tank topku dan menariknya keatas, melepasnya. Aku melihat Kyuhyun melotot padaku.

“Yak! Apa yang kau lakukan?!” tanyanya geram. Aku menggendikkan bahuku dan menjawabnya acuh, mncoba menutupi kegugupanku.

“Apa lagi? Aku sedang membuka bajuku. Kita berenang menggunakan dalaman saja.” Ujarku kurang ajar.

“T-tapi…”

“Ah sudahlah, kalau kau tidak mau, aku berenang sendiri. Jangan mempersulit keadaan oke?” aku kemudian meraih celanaku dan menariknya turun. Kyuhyun sendiri memalingkan mukanya yang memerah kearah lain, tidak sudi melihatku saat sedang membuka celanaku.

Aku meletakkan baju di atas batu, dan langsung menjeburkan diriku kedalam kolam.

Byur!!!

“Hiiiah! Segarnya!!!!” aku mencipratkan air kearah Kyuhyun yang masih berdiri memandangiku.

“Yak! Basah!” teriaknya marah sambil menghindari air yang kucipratkan padanya.

“Ayo, temani aku! Kemarilaah!”

“Oke oke. Berhenti mencipratkan air itu padaku!” aku melihatnya dengan kagum saat ia melepas bajunya dihadapanku dan celananya.

Dadanya bidang, tapi perutnya tidak kota-kotak seperti Ravi oppa. Kalo Ravi oppa perutnya six pack, Kyuhyun perutnya one pack. Hahaha. Walaupun begitu, dia tidak gendut kok. Hanya belum terbentuk saja. Lengannya oh ya ampun.

Kekar sekali?

Kyuhyun akhirnya mengjeburkan dirinya ke danau juga dan kami bermain bersama. Entah itu saling mencipratkan air, Bermain tahan nafas, pokoknya aku merasa senang sekali.

Greep!

“Omo!” aku berjengit kaget saat tiba-tiba sepasang lengan melingkari perutku dari belakang dengan lembut. Aku memukul lengannya lembut. Kenapa dia senang sekali muncul tiba-tiba dan mengagetkanku?
Aku mendengarnya terkekeh, dan aku merilekskan tubuhku didalam pelukannya. Aku menyandarkan tubuhku di dada bidangnya, dan menatapnya sambil menengadahkan kepalaku kearahnya. Dia menatapku penuh kasih sayang.

“Kenapa?” tanyanya lembut sambil mencium keningku.

“Kenapa kau selalu memperlakukanku seperti ini?”

“Seperti apa?”

“Ya, seperti ini. Sangat lembut. Kau suka sekali mencuri ciumanku dan memelukku. Kita bahkan tidak memiliki hubungan apapun.” Tanyaku bingung. Aku melihatnya menghela nafas berat kemudian mengeratkan pelukannya.

“Aku juga tidak tau, aku haya…ingin.”

“ingin?”

“Ya, aku ingin menyenangkanmu. Aku ingin berada di sisimu dan melihatmu bahagia. Entahlah, aku juga tidak mengerti.” Aku kembali diam saat lagi-lagi dia menguburkan wajahnya di ceruk leherku dan menciumi daerah itu dengan lembut.

“Kau milikku. Arra?” ujanya posesif. Aku mengangguk sambil memejamkan mataku. Membiarkannya terus mengeksplorasi leherku. Ah ya ampun, aku benar-benar sudah terjebak dalam pesona namja yang satu ini.

“Okey. Terserah padamu saja. Lebih baik kita kembali ke hotel. Ini sudah hampir sore.” Kyuhyun mengangguk, tapi dia malah tidak mau melepaskan pelukannya dari tubuhku.

Srreeett!

Cup!

Aku tersentak saat lagi-lagi namja ini mencuri ciumanku. Tapi tidak seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini dia tidak hanya menempelkan bibirnya saja, tapi dia juga melumat bibirku dengan lembut. Aku mengerang saat ia menekan tengkukku pelan dan memperdalam ciuman kami.

Saat ia akhirnya melepaskan ciumannya, aku tersengah sambil memandanginya yang juga sama terengahnya seperti diriku. Ada jejak senyum di bibirnya dan matanya berkilat-kilat senang.

“Kajja, pakailah bajumu dengan cepat sebelum kau masuk angin.” Dan akhirnya, kami memutuskan untuk menuntaskan acara kami, mengganti baju, dan pulang kembali menuju ke hotel.

 

.

 

Matahari sudah hampir terbenam sesampainya kami di pantai. Kyuhyun tidak mengajakku kembali ke hotel, tapi dia malah membawaku ke pantai dan kembali mengajakku bermain. Entah itu lembar pasir, kejar-kejaran, bahkan sampe guling-gulingan di pantai.Dan sekarang, aku dan Kyuhyun tengah berdiri di pantai dengan kondisi basah kuyub dan berlumuran pasir sambil menatap pemandangan matahari yang tengah terbenam.

Aku tersenyum saat tangan Kyuhyun mulai menggenggam tanganku. Saat mataharinya sudah hilang sebagian ditelan laut, aku kembali memandang wajah Kyuhyun sambil tersenyum senang. Mungkin karena merasa diperhatikan, diapun ikut memandangiku.

“Kau senang?” tanyanya dengan suara parau. Aku tidak menjawab, hanya mengangguk sebagai gantinya. Aku melingkarkan tanganku di pinggannya saat ia merengkuhku kedalam sebuah pelukan. Aku juga bisa merasakan dia menempatkan sebuah ciuman di puncak kepalaku dengan lembut.

Aku tersenyum kemudian menengadahkan kepalaku untuk menatap wajahnya. Aku merasa senang an bahagia karena menghabiskan waktuku bersama dengannya, namja yang entah kenapa bisa memonopoli hati dan perasaanku.

Aku memejamkan mataku saat merasakan ia menundukkan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada wajahku. Dan lagi, material lembut itu lagi-lagi berkuasa atas bibirku dan aku memasrahkannya.

Aku menikmati semua perlakuannya. Walau aku masih bingung dengan bagaimana sebenarnya hubungan kami sekarang. Dia tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaannya, tentu saja. Kami bahkan baru saling mengenal beberapa hari yang lalu.

Entah aku bodoh atau apa, tapi aku sudah merasa senang saat ia berada di dekatku. Berada di sisiku dan menemaniku. Hidupku terasa dilengkapi dan terasa lebih berwarna semenjak dia hadir dihidupku. Kekosongan yang tadi ada di dalam dadaku entah kenapa sudah terasa penuh sampai membuatku merasa sesak.

Ahh, semoga saja hubungan ini memang bisa berjalan dengan baik. Aku masih ingin berada disampingnya. Aku…ingin menjalani sisa hidupku bersamanya menjadi tua bersamanya, bersama orang yang sangat kucintai, bisakah…?

Saat aku membuka mataku, Kyuhyun tengah menatapku dengan pandangan yang berlumuran cinta.

“Aku…”

“…..”

 

-TBC-

 

Leave a Reply Here